Minggu, 10 April 2016

📚 TAK SEMUA PANDAI MERANGKAI KATA



Tidak semua laki-laki pandai merangkai kata. Tidak semua suami ahli dalam memuji istrinya. Namun, bukan berarti ia tak sayang dan tak cinta kepada permaisurinya itu. Perhatikanlah sikap dan tindakannya, dari situ dapat diketahui bagaimana cara dirinya menyayangi dan memanjakan kekasih halalnya.

Berikut ini di antara sikap suami dalam menyayangi istrinya:

- Mengingatkannya untuk shalat lima waktu tepat waktu
- Membangunkan istrinya di malam hari untuk qiyamul lail
- Mengajaknya untuk menghadiri majelis ilmu
- Meminta istrinya untuk berhijab syar’i atau bahkan mengenakan niqob atau cadar
- Mengajak istrinya untuk menghafal al-Qur’an
- Mengingatkannya untuk berbakti kepada orang tua
- Mengingatkan istri untuk rajin beribadah
- Mendoakan kebaikan dunia dan akhirat bagi istrinya
- Memberikan hadiah kejutan kepada istrinya
- Mengajak istrinya jalan-jalan
- Membelikannya oleh-oleh sepulang kerja
- Ikut membantunya mengerjakan kesibukan rumah tangga (memasak, mencuci dan menyapu, dll.)
- Mengajaknya untuk mandi bersama
- Mengingatkan istrinya untuk tidak menghabiskan waktu di depan televisi
- Menunggu istrinya untuk makan bersama
- Menyelimuti istrinya yang tertidur terlebih dahulu
- Mencium kening dan mengelus-elus pipinya ketika istrinya tertidur
- Melarangnya untuk sering-sering berkumpul dan ngobrol hal yang tidak perlu dengan sesama wanita
- Mengingatkannya untuk tidak menyibukan diri dengan SOSMED (fb, BBM, wa, dll.)
- Mengingatkannya untuk tidak sering-sering berbelanja, dll.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita satu sama lain menjadi penyejuk mata dan hati bagi masing-masing pasangan halalnya. Aamiin.



🇲🇨 Bagian Indonesia
🕋 ICC DAMMAM KSA
🗓 [ 02/07/1437 H ]
============================
Berlangganan Tulisan:
💡 Via WhatsApp +966556288679
💡 Via Telegram @iccdammamksa
Baca Selengkapnya - 📚 TAK SEMUA PANDAI MERANGKAI KATA

Sabtu, 02 April 2016

📚 MANA YANG TERSISA?





Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ.

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (QS. an-Nahl: 96)

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهُمْ ذَبَحُوْا شَاةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ: مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَتِفُهَا. قَالَ: بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا.

Dari Aisyah radhiyaAllahu anha bahwasnya mereka (keluarga Nabi shallallahu alaihi wa sallam) pernah menyembelih seekor kambing, lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya: “ Apa yang tersisa dari kambing itu?” Aisyah menjawab: “Tidak ada yang tersisa dari kambing itu kecuali bahunya.” Beliau berkata: “Semuanya tersisa kecuali bahunya.” (Hadis sahih riwayat at-Tirmidzi)

Maksud Aisyah radhiyaAllahu anha, semuanya telah disedekahkan, jadi yang tersisa hanya bahunya saja. Sedangkan maksud Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ialah, yang disedekahkan itulah yang akan tetap tersisa (kekal) pahalanya di sisi Allah. Namun tidak demikian dengan bahunya, sebab ia tidak disedekahkan sebagaimana bagian kambing yang lainnya.

Allah subhanahu wa ta'ala tidak perhitungan dalam memberikan kenikmatan kepada para hamba-Nya. Namun, terkadang hamba-Nya yang perhitungan untuk berbagi kepada kanan kiri. Padahal, apa yang kita berikan kepada orang lain itulah yang akan tersisa di sisi-Nya.

Sekiranya gaji seorang hamba 5 juta setiap bulannya. Kira-kira, berapa rupiah-kah yang akan ia sisakan di sisi Allah subhanahu wa ta'ala?

Semoga Allah memudahkan kita untuk banyak menabung pahala di sisi-Nya. Aamiiin.



🇲🇨 Bagian Indonesia
🕋 ICC DAMMAM KSA
🗓 [ 22/04/1437 H ]
============================
Berlangganan Tulisan:
💡 Via WhatsApp +966556288679
💡 Via Telegram @iccdammamksa
Baca Selengkapnya - 📚 MANA YANG TERSISA?

Selasa, 22 Maret 2016

KITA PERLU TEMAN DALAM MENUNTUT ILMU


Syaikh Dr. Muhammad Muhammad Al Mukhtar As-Syinqity berkata:

Hal yang ketiga yang menjadi wasiatku untuk penuntut ilmu adalah hendaknya mereka saling tolong-menolong serta saling mengisi demi mencapai maksud yang mulia ini (ilmu).

Seorang penuntut ilmu membutuhkan teman baik yang selalu memberinya semangat dan motivasi dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Dia butuh orang yang selalu mengingatkannya tentang imu dan membantunya dalam memecahkan berbagai permasaalahah ilmu, seperti hukum terhadap sesuatu atau sekedar mudzaakarah ataupun muraaja'ah.

Oleh karena itu, hendaklah dia mengamati kawan-kawannya. Bila dia menemukan orang yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu diantara mereka, terlihat kesungguhan dan keikhlasannya dalam perbuatan maupun ucapannya, maka dekatilah dia, dan cintailah dia karena Allah. Bersungguh-sungguhlah bersamanya dalam menggapai cita yang mendatangkan keridhaan Allah.
Ukhuwwah dan rufqoh (teman) itu diperlukan dalam menuntut ilmu.

Allah berfirman mengisahkan tentang do'a nabinya –alaihissalam-:

“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami (QS: Thaha Ayat: 25-35)
Sungguh merupakan nikmat yang besar bila Allah menganugrahimu teman yang sholeh.

Jika engkau berada dalam ketaatan dia meneguhkanmu, bila dia mendapatimu tidak dalam ketaatan dia mengajakmu bangkit untuk menetapi ketaatan.
Sudah saatnya kita bersungguh-sungguh dalam menumbuhkan ukhuwah dalam menuntut ilmu. Banyak dari penuntut ilmu yang menyepelekan persolan ini, yang pada hakikatnya merupakan penyempurna atas kekurangan yang ada pada dirinya.

Bagaimanapun juga, seorang penuntut ilmu tidak akan mampu hidup sendiri. Dia tidak akan bisa meraih kesempurnaan dalam menuntut ilmu tanpa kawan yang selalu menemaninya dalam memecahkan berbagai permasaalahan.
Hendaknya dia selalu melakukan diskusi ilmu bersama kawannya itu, diskusi yang menunjukkan mahabbah dan dilakukan diatas mahabbah. Karena pada hakikatnya kehidupan ilmu adalah dengan mudzakarah.

.................

Wallahu a'lam.
Diterjemahkan secara bebas dari Muqaddimah Zaad Al Mustaqni.
Madinah, Kamis 13- Syarh 04-1435 H

(Syaikh DR.Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity adalah pengajar tetap di Masjid Nabawi As Syaref. Beliau masuk dalam keanggotaan Hai'ah Kibar Ualama (sebuah lembaga resmi pemerintah yang menjadi wadah para ulama besar mendiskusikan berbagai persoalan agama). Beliau juga merangkap sebagai Mufti Madinah Al-Munawwarah)

_______________
Malang 11-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
Baca Selengkapnya - KITA PERLU TEMAN DALAM MENUNTUT ILMU

🌾BAHAYANYA HUTANG



✏Tidak Masuk Surga Hingga Lunas Utangnya

Dari Muhammad bin Jahsy, ia berkata,

( كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ ، ثُمَّ وَضَعَ رَاحَتَهُ عَلَى جَبْهَتِهِ ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ ! مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ ؟ فَسَكَتْنَا وَفَزِعْنَا ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ سَأَلْتُهُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا هَذَا التَّشْدِيدُ الَّذِي نُزِّلَ ؟ فَقَالَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ! لَوْ أَنَّ رَجُلا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ، ثُمَّ قُتِلَ ، ثُمَّ أُحْيِيَ ، ثُمَّ قُتِلَ ، وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ ) حسنه الألباني في صحيح النسائي (4367)


"Pada suatu hari, kami duduk-duduk bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم sedang menguburkan jenazah.
Beliau menengadahkan kepalanya ke langit kemudian menepukkan dahi beliau dengan telapak tangan seraya bersabda, “Subhanallah, betapa berat ancaman yang diturunkan.”

Kami diam saja namun sesungguhnya kami terkejut. Keesokan harinya aku bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah! Ancaman berat apakah yang turun?’ Beliau menjawab, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh fii sabilillaah (jihad dijalan Allah) kemudian dihidupkan kembali kemudian terbunuh kemudian dihidupkan kembali kemudian terbunuh sementara ia mempunyai utang, maka ia tidak akan masuk surga hingga ia melunasi utangnya.”’
(Hasan, HR An-Nasa'i, 4367 disohihkan Al-Albany)

Dari Tsauban dari Rasululloh صلى الله عليه وسلم berkata:

( مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ : الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ ، دَخَلَ الْجَنَّةَ )
رواه الترمذي (1572) وصححه الألباني في صحيح الترمذي .

"Barangsiapa yang meninggal, sedangkan dia terlepas dari 3 hal : kesombongan, korupsi dan hutang, maka dia pasti masuk surga." (HR Tirmidzy, 1572 disohihkan Al-Albany)

Rasululloh اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda
 :
( نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ) رواه الترمذي (1078)
"Jiwa seorang mukmin itu tertahan dengan hutangnya sampai dia melunasinya."(HR Tirmidzy, 1078)
 Wallahu a'lam

✒Subhanalloh ...!!!
Inilah bahayanya hutang, sehingga seorang yang mati syahid dengan besarnya pahalanya tetap tertahan dari surga karena tanggungan hutangnya.
Janganlah kita menganggap remeh hutang ...!!!

🍒Semoga Alloh menjaga kita dari kegelapan di yaumul qiyamah karena masalah ini.

🍃Abu Yusuf Masruhin


      ...✏📚✒🌾...
Baca Selengkapnya - 🌾BAHAYANYA HUTANG

Jumat, 18 Maret 2016

📘 JANGAN MENUNGGU IMAM BERDIRI 📗


Ketika seorang makmum tertinggal takbiratul ihram bersama imam (masbuk), lalu tidaklah ia mendapati imam melaikan dalam keadaan sedang rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud atau posisi shalat lainnya, ketika dalam keadaan demikian, hendaklah ia mengerjakan apa yang sedang dikerjakan imam. Apabila imam sedang rukuk, hendaklah ia rukuk. Ketika imam ia sedang duduk, hendaklah ia duduk. Begitu pula apabila dia sedang sujud, maka hendaklah ia sujud. Namun, jangan lupa untuk mengawali shalat dengan takbiratul ihram sebelum berpindah ke posisi yang sedang dikerjakan imam. Sebab takbiratul Ihram termasuk rukun shalat, di mana apabila ditinggalkan maka tidak akan sah shalat seseorang.

Berikut ini beberapa keterangan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam seputar permasalahan tersebut:

🔸 PERTAMA

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوْا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ وَالوَقَارِ، وَلاَ تُسْرِعُوْا، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوْا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا.

"Apabila kalian mendengar Iqamah, maka berjalanlah menuju shalat dengan tenang, santai dan tidak tergesa-gesa. Apa yang sedang kalian dapati maka shalatlah, dan apa yang terlewatkan maka sempurnakanlah". (HR. Bukhari, Muslim dll.)

🔸 KEDUA

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan:

إِذَا أُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ تَأْتُوْهَا تَسْعَوْنَ، وَأْتُوْهَا تَمْشُوْنَ عَلَيْكُمُ السَّكِيْنَةُ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوْا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوْا.

"Jika Iqamah dikumandangkan, maka janganlah kalian mendatangi shalat dengan tergesa-gesa, tetapi berjalanlah dengan tenang. Apa yang kalian dapati maka shalatlah, dan apa yang terlewatkan maka sempurnakanlah". (HR. Bukhari, Muslim dll.)

🔸 KETIGA

Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan:

إِذَا أَتَى أَحَدُكُمُ الصَّلاَةَ وَالإِمَامُ عَلَى حَالٍ فَلْيَصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ الإِمَامُ.

"Apabila salah seorang dari kalian datang untuk shalat sementara imam berada dalam suatu posisi, maka lakukanlah sebagaimana yang sedang dilakukan imam". (Hadis Sahih riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga dimudahkan meneladani sifat shalat sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.



✅ Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA
📅 [ 08/06/1437 H ]
=============================
Berlangganan Tulisan:
🔹 Via WhatsApp +966556288679
🔹 Via Telegram @iccdammamksa
Baca Selengkapnya - 📘 JANGAN MENUNGGU IMAM BERDIRI 📗

Kamis, 17 Maret 2016

📘 KEUTAMAAN MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN 📗



Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa di antara cabang keimanan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Beliau menuturkan bahwa amalan ringan tersebut merupakan cabang keimanan yang paling rendah. Perhatikan riwayat berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْإِيْـمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيْـمَانِ.

Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan Laa ilaaha illaAllah (tiada sesembahan yang haq selain Allah), sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.” (HR. al-Bukhari & Muslim)

Namun, di balik itu, ternyata amalan ringan yang merupakan cabang keimanan paling rendah ini dapat mendatangkan keutamaan yang sangat didambakan seorang muslim. Apa itu? Satu kata, “SURGA”.

Di bawah ini beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalan. Semoga bermanfaat.

💧 HADIS PERTAMA

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنُ فَرُّوْخَ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُوْلُ: إِنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِيْ آدَمَ عَلَى سِتِّيْنَ وَثَلَاثِ مِائَةِ مَفْصِلٍ، فَمَنْ كَبَّرَ اللَّهَ وَحَمِدَ اللَّهَ وَهَلَّلَ اللَّهَ وَسَبَّحَ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ اللَّهَ وَعَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ شَوْكَةً أَوْ عَظْمًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ وَأَمَرَ بِمَعْرُوفٍ أَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّيْنَ وَالثَّلَاثِ مِائَةِ السُّلَامَى فَإِنَّهُ يَمْشِيْ يَوْمَئِذٍ وَقَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنْ النَّارِ.

Dari Abdullah bin Farrukh bahwasanya ia mendengar Aisyah berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap manusia dari Bani Adam diciptakan dengan tiga ratus enam puluh (360) persendian. Siapa yang bertakbir (Allahu akbar), memuji Allah (alhamdulillah), bertahlil (laa ilaaha illaAllah), bertasbih (subhaanAllah), beristighfar kepada Allah, menjauhkan batu dari jalanan orang, duri atau tulang dari jalanan orang, beramar makruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran) sejumlah tiga ratus enam puluh persendian itu, maka ia berjalan pada hari itu sedangkan ia benar-benar telah menjauhkan dirinya dari neraka.” (HR. Muslim)

💧 HADIS KEDUA

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِيْ النَّاسَ.

"Sungguh aku benar-benar melihat seorang berguling-guling di surga (merasakan kenikmatannya) disebabkan sebuah pohon yang ia potong dari tengah jalan yang sebelumnya mengganggu manusia.” (HR. Muslim)

💧 HADIS KETIGA

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهِمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ.

Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan: “Ada seseorang melewati sebuah pohon yang ada di tengah jalan, lalu ia berkata: ‘demi Allah, aku benar-benar akan menyingkirkannya dari kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka,’ lalu orang itu dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Muslim)

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan keutamaan besar dengan amalan ringan ini. Dengan membaca beberapa hadis di atas dan merenungi keutamannya, semoga diri kita termotivasi untuk mengamalkannya. Terlihat ringan, namun besar keutamannya.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk membiasakan diri menyingkirkan gangguan dari jalan, apapun bentuknya. Allahumma aamiin.



✅ Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA
📅 [ 07/06/1437 H ]
============================
Berlangganan Tulisan:
🔹 Via WhatsApp +966556288679
🔹 Via Telegram @iccdammamksa
Baca Selengkapnya - 📘 KEUTAMAAN MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN 📗

Doa Ketika Sedih

Ketika Galau Melanda

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ

“Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yg Engkau miliki, yg Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yg Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yg Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yg Engkau simpan dalam ilmu ghaib yg ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku".

Maka akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.”

Tiba-tiba ada yg bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)”?

Maka Rasulullah menjawab: “Ya, selayaknya bagi siapa saja yg mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yg lain)”.

[HR. Ahmad no.3712 dan dishahihkan Al-Albani]

Copas Ustadz Khalid Syamhudi, Lc
@kajianislamchannel

Wallahu a'lam bishawab
Semoga bermanfaat.

Di-share oleh Muhammad Yusuf
Baca Selengkapnya - Doa Ketika Sedih

Rabu, 16 Maret 2016

KHATIROH ; Jadilah Dermawan

KHATIROH

Jadilah dermawan.
Namun jangan biarkan seorangpun memanfaatkan kedermawananmu..
Berilah cinta, namun jangan biarkan orang lain mempermainkan hatimu..
Percayalah pada orang lain, tapi jangan teledor..
Dengarkan orang lain, namun jangan biarkan engkau kehilangan karakter dan kepribadianmu..
Maknailah dirimu dengan mengucapkan terimakasih pada mereka yang pernah mengucurkan peluh untukmu.
Sambutlah hari ini dengan azam yang baru..
Jangan biarkan sedih menghapus senyummu..
Tersenyumlah, hingga kau lupa alasan untuk bersedih..

Selamat beraktifitas

____________
Gorontalo 05-06-1437 H
ACT El-Gharantaly
Baca Selengkapnya - KHATIROH ; Jadilah Dermawan

SEKALI LAGI… SYUKURI APA YANG ADA…


Syaikh Ali Mustafa Thanthawi -rahimahullah-mengatakan:

Tak seorangpun di dunia ini melainkan pernah bertemu dengan orang yang kondisinya lebih baik atau lebih buruk dirinya.
Bila engkau miskin, pasti ada yang jauh lebih miskin darimu.

Bila engkau sakit, pasti ada yang sakitnya jauh lebih parah darimu.
Lalu mengapa engkau lebih sering mengarahkan kepala ke atas untuk memandang orang-orang yang kondisinya lebih baik darimu, ketimbang mengarahkannya ke bawah, agar engkau melihat orang yang kondisinya jauh lebih sulit darimu..?

Bila engkau tau bahwa ada orang yang bisa meraih harta dan kedudukan yang belum bisa kau raih. Padahal bila ditinjau dari aspek kecerdasan, pengetahuan serta kepribadian, levelnya jauh berada dibawahmu. Mengapa engkau tidak mengingat bahwa ternyata ada orang yang levelnya berada di diatasmu atau semisal denganmu dalam hal kecerdasan dan pengetahuan namun dia tidak pernah bisa meraih sebagian dari apa yang sudah engkau raih…?

Falsafah rizki itu sangat sulit untuk dimengerti. Tengoklah kehidupan manusia. Diantara mereka ada para penyelam yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berserta segenap keluarga tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan bisa meraihnya hingga mereka mau menyelam ke dasar lautan yang dalam.

Ada juga para pilot yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya hingga mereka mau terbang tinggi ke angkasa.

Ada juga yang roti (kehidupannya) tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, dimana mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan memecah batu-batu itu.

Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor, atau di tempat-tempat penambangan yang dalam, dimana wajah mentari dan cahaya siang tak dapat dilihat.
Ada orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak bisa meraihnya kecuali den mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja diburu kematian. Kalau ia tidak mendapati rizkinya dengan cara jatuh bertumpuh di atas kepala, ia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.

Maka bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan rezekimu berada di atas meja kerjamu. Kau bisa mendapatkannya sambil duduk di atas kursi. Bersyukurlah karena Dia tidak menjadikan rezekimu berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, atau di dasar lautan yang dalam, juga tidak harus berhadapan dengan singa maupun macan.

Beliau juga mengatakan:
Dengan gaji yang sedikit engkau bisa menjadi orang yang paling bahagia, asalkan engkau cerdas mengelola keuanganmu dan ridho terhadap pembagian Robb-mu.
(Syekh Ali Musthafa Thanthawi dalam risalah Ma’a An-Naas hal: 78-79)
_________________
Madinah 14-05-1436 H
ACT El Gharantaly
Baca Selengkapnya - SEKALI LAGI… SYUKURI APA YANG ADA…

Selasa, 15 Maret 2016

# Waktunya Menyendiri



1. Umur itu singkat, kematian semakin dekat, perjalanan ini menakutkan, keterpedayaan menjebak, tantangan semakin keras, dan bahaya semakin besar.

2. Ketika Imam Ahmad ditanya kapan seorang hamba bisa istirahat? Beliau menjawab, "Ketika pertama kali menginjakkan salah satu kakinya di Surga." Umur itu singkat dan kematian semakin dekat. Pergunakan waktumu.

3. Ibnu Taimiyah berkata : "Seorang hamba seharusnya memiliki waktu-waktu untuk pribadinya, untuk berdoa, dzikir, shalat, tafakkur, mengevaluasi diri dan memperbaiki hatinya" [Jaami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi, Imam Ibnu Abdul Baar Al-Andalusi]

4. Allah ta'ala berfirman : "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." [Q.S. Ali Imran: 133]

5. Umat menginginkan para ulama dan penuntut ilmu yang rabbaniyyin dan jujur. Sifat rabbaniyyin tidak akan diraih oleh seseorang kecuali dia mendidik dirinya dengan amalan-amalan hati, ibadah, memperbanyak ibadah sunnah, zuhud dengan dunia, muraqabatullah (merasa diawasi Allah), takut kepada Allah ketika ramai orang maupun sendirian. Pada saat itu seseorang bisa menyatukan dua bekal yaitu bekal ilmu syar'i dan bekal pendidikan keimanan, muraqabatullah dan takut kepada Allah.

6. Ali bin Abi Thalib berkata: "Wahai penuntut ilmu syar'i ! Amalkan ilmu kalian, karena akan datang sekelompok orang yang memiliki ilmu, tapi ilmu mereka sebatas didadanya. Ketika menyendiri berbeda dengan ketika ramai, amalnya berbeda dengan ilmunya"

7. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa belajar ilmu agama yang seharusnya untuk mendapatkan ridha Allah Ta'ala, tapi dia belajar untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wanginya Surga pada hari Kiamat" [Shahihul Jami', No.6159, Syaikh Albani]

8. "Baiknya niat dalam menuntut ilmu akan didapat bila bertujuan untuk mencari keridhaan Allah, untuk mengamalkannya, untuk menghidupkan syariah, untuk menyinari hatinya, untuk membersihkan batinnya, untuk dekat dengan Allah pada hari Kiamat, untuk mendapatkan apa yang dipersiapkan bagi pemilik ilmu berupa keridhaan Allah dan keagungan ilmu. Dia tidak belajar untuk tujuan-tujuan duniawi seperti mendapatkan jabatan, kehormatan, harta dan berbangga-bangga dihadapan kawan atau untuk mendapatkan pujian teman dan penghormatan di majlis lainnya. [Ihya 'Ulumuddin, Al-Ghazali,1/12]

Diary Muslim Plus, Kamis, 14 Jan 2015

Penyusun : Muhammad Abu Rivai
Artikel : muslimplus.net
Baca Selengkapnya - # Waktunya Menyendiri

Minggu, 13 Maret 2016

Love is Cinta



#love is #cinta ❤ Cinta, awalnya adalah permainan dan akhirnya adalah kesungguhan. Dia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar dapat diketahui. Agama tidak menolaknya, syariat pun tidak melarangnya.

Dengan kata-kata itulah Ibnu Hazm memulai karya monumentalnya yang berjudul Thauq Al-Hamamah.

Saya pernah bertanya-tanya, mengapa Ibnu Hazm bisa begitu indah dalam melukiskan cinta.? Sepertinya ini adalah jawabannya.
Sepanjang hidupnya ia pernah jatuh cinta sebanyak tiga kali.

Ia pernah merasakan saat dimana cinta bertepuk sebelah tangan hingga kehilangan orang yang dicintainya.
Saat istrinya meninggal dunia, ia mengalami sakit yang membuatnya hilang ingatan selama beberapa waktu.
Ia menagis berbulan-bulan, padahal menurut pengakuannya dia adalah orang yang sulit mencucurkan air mata.

Dalam Thauqul Hamamah Ibnu Hazm menulis,
Demi Allah, hingga kini aku tidak pernah lagi merasa bahagia. Setelah kepergiannya, kehidupan serasa tidak nyaman lagi. Aku terus mengenangnya hingga tak lagi menemukan kebahagiaan selain dari dirinya.

Cinta memang buta, ia bisa menembus hati siapapun. Tak terkecuali seorang ahli hadits, fiqih, tafsir dan theolog sekelas Ibnu Hazm.
Siapapun yang membaca Thauq Al-Hamamah, pasti dibuat seolah tak mengenali Ibnu Hazm sang penulis Al-Muhalla itu.

Rahimakallah ya Ibn Hazm..
Tak hanya Fiqih Ibadah dan Muamalat, kau juga mengajari kami Fiqih tentang Cinta.


Madinah 07-04-1437 H
ACT El-Gharantaly
Baca Selengkapnya - Love is Cinta

Selasa, 08 Maret 2016

JIKA ENGKAU BERMAKSIAT MAKA JANGAN PERNAH MENUNDA TAUBAT KEPADA ALLAH


Jangan menunda taubat karena :

1) Menunda taubat adalah dosa tersendiri. Allah telah memerintahkan untuk segera bertaubat

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَبِّكُمْ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu

2) Dikhawatirkan maut menjemputmu sebelum engkau sempat bertaubat. Karena terlalu sering kematian datang tanpa pemberitahuan dan tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

3) Jika engkau menunda taubat maka titik hitam semakin mengotori hatimu, sehingga semakin sulit kau kembali kepadaNya, dan semakin sulit untuk khusyuk dalam beribadah.

4) Jika engkau menunda taubat maka dikawatirkan Allah akan membongkar aibmu…
Maka berdoalah agar Allah menutup aib dan maksiatmu.

5) Jika engkau menunda taubat maka kemaksiatan yang kau lakukan biasanya akan menjerumuskan engkau kepada maksiat-maksiat yang lainnya

Ustadz Firanda Andirja MA

Kisah singkat :  Seorang berkata, "Besok aku akan bertaubat", namun hari itu juga ia meninggal, ia tak sempat menjumpai jadwal taubatnya esok hari

@kajianislam
Baca Selengkapnya - JIKA ENGKAU BERMAKSIAT MAKA JANGAN PERNAH MENUNDA TAUBAT KEPADA ALLAH

📘 YAMIIN GHAMUUS 📗


Ada sebuah sumpah di dalam Islam yang masuk ke dalam barisan dosa besar. Sumpah tersebut disebut oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan al-Yamiin al-Ghamuus, yang diartikan dengan “Sumpah Yang Membenamkan” atau “Sumpah Yang Menenggelamkan”. Disebut membenamkan sebab sumpah tersebut dapat membenamkan pelakunya ke dalam neraka. Bukan menenggelamkan ke kolam, sungai, danau atau laut, namun ke dalam api NERAKA. Wal-‘iyaadzu billah.

Sumpah Ghamuus artinya sumpah bohong atau dusta yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk mengambil hak orang lain. Sumpah ini juga disebut dengan Yamiin az-Zuur, al-Yamiin al-Faajiroh, Yamiin Shobr, dll.

Di bawah ini ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang Yamiin Ghamuus:

💧 HADIS PERTAMA

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اَلْكَبَائِرُ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَالْيَمِيْنُ الْغَمُوْسُ.

Dosa-dosa besar yaitu: menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membutuh jiwa dan Yamiin Ghomuus. (HR. al-Bukhari)

💧 HADIS KEDUA

عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِيْنِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللَّهُ لَهُ النَّارَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْـجَنَّةَ. فَقَالَ رَجُلٌ: وَإِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيْرًا، يَا رَسُوْلُ اللَّهِ؟ قَالَ: وَإِنْ كَانَ قَضِيْبًا مِنْ أَرَاكٍ.

Dari Abu Umamah, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mengambil sebagian hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka sungguh Allah telah mewajibkan baginya neraka dan mengharamkan atasnya surga.” Seseorang bertanya:”Meskipun hanya berupa sesuatu yang sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Meskipun hanya sebesar batang kayu Arook (kayu yang biasa digunakan untuk bersiwak). (HR. Muslim)

💧 HADIS KETIGA

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengatakan:

مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنِ صَبْرٍ، يَقْتَطِعُ بَهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ.

Barang siapa yang bersumpah atas Yamiin Shobr, yang dengan sumpah itu ia mengambil sebagian harta seorang muslim, niscaya ia akan berjumpa dengan Allah sementara Allah murka kepadanya. (HR. al-Bukhari & Muslim)

💧 HADIS KEEMPAT

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. -ثَلاَثًا- قَالَ أَبُوْ ذَرٍّ: خَابُوْا وَخَسِرُوْا، مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ: الـمُسْبِلُ وَالـمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْـحَلِفِ الْكَاذِبِ.

Dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau berkata: “Ada tiga golongan orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat dan tidak pula disucikan oleh-Nya, dan bagi mereka azab yang pedih. –beliau mengucapkannya sebanyak 3 kali-. Abu Dzar berkomentar: “Sungguh kecewa dan merugi orang-orang itu, siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “(Mereka adalah) orang yang Musbil (kain pakaiannya di bawah mata kaki), orang yang mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah bohong.” (HR. Muslim)

Setelah mengetahui beberapa hadis di atas yang menjelaskan begitu mengerikannya sumpah palsu atau dusta, hendaknya kita lebih berhati-hati dalam bersumpah. Jangan sampai keluar dari lisan kita sumpah dusta untuk mengambil hak saudara kita dengan cara yang batil.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan taufik kepada kita untuk menjaga lisan kita dan menganugerahkan kemudahan kepada kita untuk mensyukuri nikmat lisan. Aamiin.



✅ Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA
📅 [ 26/05/1437 H ]
============================
Berlangganan Tulisan:
🔹 Via WhatsApp +966556288679
🔹 Via Telegram @iccdammamksa
Baca Selengkapnya - 📘 YAMIIN GHAMUUS 📗

Tentang Saya

Foto Saya
ummu Rumaysha
innallaha ma'ana ! . apapun aku di mata orang lain, cukup Allah bagiku.
Lihat profil lengkapku

Tulisan Teratas