Minggu, 13 Maret 2016

Love is Cinta



#love is #cinta ❤ Cinta, awalnya adalah permainan dan akhirnya adalah kesungguhan. Dia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar dapat diketahui. Agama tidak menolaknya, syariat pun tidak melarangnya.

Dengan kata-kata itulah Ibnu Hazm memulai karya monumentalnya yang berjudul Thauq Al-Hamamah.

Saya pernah bertanya-tanya, mengapa Ibnu Hazm bisa begitu indah dalam melukiskan cinta.? Sepertinya ini adalah jawabannya.
Sepanjang hidupnya ia pernah jatuh cinta sebanyak tiga kali.

Ia pernah merasakan saat dimana cinta bertepuk sebelah tangan hingga kehilangan orang yang dicintainya.
Saat istrinya meninggal dunia, ia mengalami sakit yang membuatnya hilang ingatan selama beberapa waktu.
Ia menagis berbulan-bulan, padahal menurut pengakuannya dia adalah orang yang sulit mencucurkan air mata.

Dalam Thauqul Hamamah Ibnu Hazm menulis,
Demi Allah, hingga kini aku tidak pernah lagi merasa bahagia. Setelah kepergiannya, kehidupan serasa tidak nyaman lagi. Aku terus mengenangnya hingga tak lagi menemukan kebahagiaan selain dari dirinya.

Cinta memang buta, ia bisa menembus hati siapapun. Tak terkecuali seorang ahli hadits, fiqih, tafsir dan theolog sekelas Ibnu Hazm.
Siapapun yang membaca Thauq Al-Hamamah, pasti dibuat seolah tak mengenali Ibnu Hazm sang penulis Al-Muhalla itu.

Rahimakallah ya Ibn Hazm..
Tak hanya Fiqih Ibadah dan Muamalat, kau juga mengajari kami Fiqih tentang Cinta.


Madinah 07-04-1437 H
ACT El-Gharantaly

0 Komentar:

Tentang Saya

Foto Saya
ummu Rumaysha
innallaha ma'ana ! . apapun aku di mata orang lain, cukup Allah bagiku.
Lihat profil lengkapku

Tulisan Teratas